Jumat, 23 Desember 2011

Jenis Obat Sterilisasi Saluran Akar
A.     A. Antibiotik
Merupakan golongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalamorganisme, khususnya dalam proses infeksi oleh mikroorganisme patogen. Jenisjenisnya, antara lain:
1.      Penisilin
Penisin ini merupakan antibiotik yang efektif untuk memusnahkan bakteri anaerob (Porphyromonas, Prevotella, Peptostreptococcus, Fusobacterium, dan Actinomyces) dan bakteri gram positif fakultatif (Streptococcus dan Enterococcus) pada infeksi endodonsi. Antibiotik ini mempunyai toksisitas rendah dan harganya murah. Namun, 10% populasi mungkin alergi terhadap penisilin Antibiotik ini digunakan dengan dosis muatan awal sebanyak 1000 mg per oral Penisilin VK, dilanjutkan dengan 500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. Dosis muatan antibiotik untuk mendapatkan kadar yang adekuat dan mencegah
terjadinya resistensi bakteri. Pemberian antibiotik harus diteruskan selama 2-3 hari setelah redanya tanda dan gejala infeksi. (Ganiswan, 1995)
2.      Eritromisin
Eritromisin merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik terhadap bakteri fakultatif, namun kurang efektif terhadap bakteri anaerob pada infeksi odotogen. Biasanya digunakan untuk pasien alergi penisilin yng mendapat infeksi ringan sampai sedang. Sayangnya antibiotik ini tidak efektif terhadap infeksi berat dan efek sampingnya adalah gangguan gastrointestinal. Pemberiannya dengan dosis muatan oral sebanyak 1000 mg, dilanjutkan dengan 500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)
3.       Klaritomisin
Klaritomisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri anaerob. Antibiotik ini memiliki efek samping yang rendah terhadap gastrointestinal. Pemberiannya dilakukan sebelum maupun sesudah makan dengan dosis 500 mg setiap 12 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)
4.      Sefalosporin Oral (Generasi kedua Sefalosporin)
Sefalosporin oral merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri aerob. Namun, perlu hati-hati dalam pemberian sefalosporin oral pada pasien alergi penisilin. (Ganiswan, 1995)
5.       Klindamisin
Klindamisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri gram positif, gram negatif, anaerob fakultatif, dan sejati. Antibiotik ini dapat didistribusikan dengan baik ke seluruh tubuh dan konsentrasi di tulang hampir sama di dalam plasma. Terapi klindamisin berefek (jarang) dengan timbulnya kolitis pseudomembranosa. Antibiotik lain yang berefek sama yaitu, ampisilinamoksisilin dan sefalosporin. Pemberian untuk dewasa yang diberikan adalah
150-300 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)
6.       Metronidazol
Metronidazol merupakan antibiotik yang bersifat bakterisida terhadap bakteri anaerob. Pemberiannya dapat dikombinasi dengan enisilin untuk infeksi endodonsi yang berat dengan dosis250-500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)

B. Antiseptik
1.  Minyak Atsiri
Minyak Atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris, minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatic, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Merupakan desinfektan yang lemah. Misalnya eugenol. (Walton dan Torabinejad, 1998)


 Eugenol
Bahan ini adalah esens kimiawi minyak cengkeh dan mempunyai hubungan dengan fenol. Agak lebuh mengiritasi daripada minyak cengkeh dan keduanya adalah suatu antiseptic dan anodin. (Walton dan Torabinejad, 1998) Bahan ini bersifatnya sedatif dan pemakaian setelah pulpektomi, sebagai bagian dari sealer saluran akar, sebagai campuran dari tambalan  sementara.
2.  Berbasis fenol.
 Fenol
Fenol merupakan Bahan kristalin putih yang mempunyai bau khas bau bara. Fenol yang di cairkan (asam karbolik) terdiri dari 9 bagian fenol dan 1 bagian air. Fenol adalah racun protoplasma dan menyebabkan nekrosis jaringan lunak. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Para-Klorofenol
Para-Klorofenol masuk lebih ke dalam tubuli dentin sehingga memusnahkan mikroorganisme di saluran akar. Berfungsi untuk presipitasi atau koagulasi bakteri. Compound ini adalah pengganti produk fenol dengan klorinmenggantikan salah satu atom hydrogen. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Para-klorofenol berkamfer
Bahan ini terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian berkamfer. Bahan ini memperoleh popularitas tingkat tinggi sebagai medikamen saluran akar selam satu abad. Kamfer berguna sebagai suatu sarana dan suatupengencer serta mengurangi efek mengiritasi yang dimiliki para-klorofenol murni selain itu juga memperpanjang efek antimicrobial. (Walton dan Torabinejad, 1998). Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasinya kecil dan mempunyai spektrum anti bakteri yang luas dan semua perawatan saluranakar gigi dan gigi yang mempunyai kelainan apikal.
ChkM (Chlorphenol kamfer menthol)
Terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian kamfer. Daya desinfektan sifat mengiritasi lebih kecil dari pada formokresol. Mempunyaispectrum anti bakteri luas dan efektif terhadap jamur. Bahan utamanya Paraklorofenol.
 Mampu memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. Kamfer sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari paraklorofenol murni. Selain itu memperpanjang efek antimicrobial. Menthol mengurangi sifat iritasi clorophenol dan mengurangi rasa sakit. Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasi keil dan mempunyai spectrum anti bakteri yang luas dan digunakan dalam semua perawatan saluran akar gigi yang mempunyai kelainan apikal. (Walton dan Torabinejad, 1998)
 Cresophene
Terdiri dari chlorofenol, hexachlorophene, thymol, dan dexamatasone yaitu sbagai antiphlogisticum. Pemakaian terutama pada gigi dengan permulaan periodontitis, apikalis akuta yang dapat terjadi misalnya pada peristiwa over instrumentasi. Dipakai pada gigi dengan periodontitis apikalis tahap awalakibat instrumentasi berlebih. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Cresatin
Juga dikenal dengan metakresil asetat, bahan ini adalah suatu cairan jernih, berminyak dan tidak mudah menguap. Mempunyai sifat antiseptic dan meringankan rasa sakit. Efek antimicrobial cresatin lebih kecil dari pada formokresol atau para-klorofenol berkamfer, obat ini juga tidak begitu mengiritasi jaringan. Bahan ini digunakan untuk semua perawatan saluran akar gigi dan kelainan gigi apikal. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.  Aldehid
Formokresol
Bahan ini adalah kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan 1:2 atau 1:1. Formalin merupakan desinfektan kuat yang bergabung dengan albumin membentuk suatu substansi yang tidak dapat di larutkan formokresol adalah suatu medikamen bakterisidal yang tidak spesifik dan sangat efektif terhadap organisme aerobik dan anaerobik yang di temukan dalam saluran akar. Bahan ini efektif untuk bakteri aerob dan anaerob namun dapatmenimbulkan  efek nekrosis. Penggunaannya pada gigi non vital, mematikan saraf gigi dan sebagai bahan fiksasi. Dan diindikasikan pada perawatan pulpektomi. (Walton dan Torabinejad, 1998)
 Glutaraldehid
Minyak tanpa warna ini agak larut dalam air dan disamping itu mempunyai reaksi yang agak asam. Obat ini merupakan desinfeksi yang sangat kuat dan fiksatif. Konsentrasi rendah dan tidak ada reaksi inflamasi. (Walton dan Torabinejad, 1998)
4.  Kalsium hidroksida
Kompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar. Pengaruh antiseptiknya mungkin berhubungan dengan pH-nya yang tinggi dan pengaruh melumerkan jaringan pulpa yang nekrotik.Pasta kalsium hidroksida paling baik digunakan sebagai suatu medikamen intrasaluran bila ada penundaan yang terlalu lama antar kunjungan karena bahan ini tetap manjur selama berada dalam saluran akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)
5. Nitrogen
Merupakan suatu antiseptik yang mengandung para formaldehida sebagai suatu bahan utamanya, dapat digunakan sebagai medikamen intrasaluran maupun sebagai siler atau bahan pengisi. Nitrogen mengandung eugenol dan fenilmerkurik borat, dan kadang kadang juga terdapat bahan bahan tambahan sepertibtimah hitam, kortikosteroid, antibiotika dan minyak wangi. Efek antimikrobialnya hanya sebentar, dan menghilang kira-kira seminggu atau sepuluh hari. (Walton dan Torabinejad, 1998)
6.  Halogen
Digunakan sebagai medikamen intraselular yang mempunyai pengaruh desinfektan berbanding terbalik dengan berat atomnya, yang termasuk golongan ini adalah:
 Sodium Hipoklorit.
Kompoun ini kadang-kadang digunakan sebagai medikamen intrasaluran. Mempunyai pengaruh desinfektan terbesar di antara kelompok sodium hipoklorit. Sodium hipoklorit sebagai medikamen saluran akar yang efektif namun bersifat iritasi. Aktivitas sodium hipoklorit ini hebat tetapi hanya sementara, compound ini lebih baik di aplikasikan pada saluran akar tiap dua hari sekali. Bahan ini memiliki chlorine yang bersifat iritatif, tidak stabil dan bersifat toksik bila dalam jumlah besar. Bahan ini bisa juga digunakan sebagai bahan
irigasi saluran akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Yodida
Bahan ini mungkin memusnahkan mikroorganisme dengan membentuk garam yang merugikan kehidupan mikroorganisme. Kompond yodida terdiri dari :2 bagian antiseptic yodin, 4 bagian antiseptik yodida, dan 94 bagian air distilasi. (Walton dan Torabinejad, 1998)
7.  Komponen Amonium Kuartener
Quats adalah compound yang menurunkan tegangan permukaan larutan. Bahan bahan ini di buat tidak aktif oleh compound antiseptic. Karena compound antiseptic kuartener bermuatan positif dan mikroorganisme antiseptic, akan terbentuk suatu efek permukaan aktif dengan compound melekat pada mikroorganisme dan membalik muatannya. (Walton dan Torabinejad, 1998)



C.    C. Desinfektan
Zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Macam-macam desinfektan yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi :
1.       Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa. (Hermanto, 2005)
2.       Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy
duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam. (Hermanto, 2005)
3.      Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram( ).Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus. (Hermanto, 2005)
4.       Senyawa halogen
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine). (Hermanto, 2005)
5.      Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium. (Hermanto, 2005)
6.       Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol). (Hermanto, 2005)


DAFTAR PUSTAKA


Ganiswan, Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Fakultas Kedokteran  Universitas Indonesia.

Mandacutie, 2008. Tentang Antibiotik. Jakarta: Mind & Heart.htm.
Tarigan, Rasinta, drg. 1994. Perawatan Pulpa Gigi. Jakarta: Widya Medika.

Torabinejad, Walton. 1998. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi, Alih Bahasa:
Narlan Sumawinata. Jakarta : Hipokkrates

Hermanto, Eddy. 2005. Manfaat terapi oksigen hiperbarik dalam mempercepat proses penyembuhan luka. Surabaya. Diakses tanggal 23 desember 2011

Jumat, 16 Desember 2011

SEMEN IONOMER KACA ( GI ) DENGAN MODIFIKASI RESIN

            Kepekaan terhadap cairan dan kekuatan awal yang rendah dari semen ionomer kaca merupakan akibat dari reaksi pengerasan asam-basa yang lambat. Beberapa gugus fungsional yang terpolimerisai ditambahkan dalam formula semen untuk mempercepat proses curing sehingga semen dapat kedua kekurangannya dan memungkinkan bahan yang tebal menjadi matang melalui reaksi asam-basa. Produk ini disebut semen dengan pengerasan ganda jika hanya digunakan satu mekanisme polimerisasi; jika kedua polimerisasi digunakan disebut semen dengan pengerasan triple. Material ini diklasifikasikan sebagai ionomer kaca dengan modifikasi resin atau disebut juga dengan ionomer hybrid.
            Tergantung pada formulasi pengolahan dan rasio P/L, penerapan klinis dari ionomer kaca modifikasi resin mencakup penggunaannya sebagai liners, penutup fissure, basis, core buildups, restorasi, bahan adesif untuk bracket orthodonty, memperbaiki bahan untuk kerusakan amalgam inti atau cups dan menurunkan kualitas bahan pengisi akar. Untuk setiap penerapan tersebut, kondisi permukaan struktur gigi dengan asam lemah tetap penting untuk formasi pengikatan.
SIFAT-SIFAT MODIFIKASI  GLASS IONOMER

  1. Semen glass ionomer memberikan estetik  yang baik, terutama sebagai restorasi pada gigi anterior.
  2. Semen glass ionomer memiliki compressive strength dan hardness lebih kecil dari semen silikat. Compressive strength semen glass ionomer sebesar 150 Mpa (22.000 psi), sedangkan semen silikat besarnya 180 Mpa (26.000 psi). Tensile strength semen glass ionomer sebesar 6,6 Mpa (960 psi) sedangkan semen silikat sebesar 3,5 Mpa (500 psi). Besarnya hardness semen glass ionomer adalah 48 KHN, sedangkan semen silikat sebesar 70 KHN.
  3. Semen glass ionomer bersifat brittle sehingga tidak digunakan untuk tambalan di bagian oklusal yang menahan daya kunyah besar. Untuk menguji hal tersebut, dilakukan tes laboratorium terhadap berbagai material dengan melakukan rotasi pada material-material tersebut melawan silinder enamel buatan (hydroksiapatite) unuk menentukan jumlah volume yang terlepas. Berdasarkan percobaab tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut.
- Amalgam                              : 0,2 mm3
- Composite resin                    : 0,4 mm3
- Semen glass ionomer            : 6,0 mm3
Semen glass ionomer kehilangan volume sebesar 15 kali composite resin dan 30 kali amalgam. Itulah sebabnya semen glass ionomer tidak disarankan untuk digunakan sebagi restorasi yang menahan daya besar atau berkontak dengan gigi lawan.
  1. Semen  glass ionomer memiliki solubility (kelarutan) lebih rendah dari semen silikat, yaitu sebesar 0,4% sedangkan semen silikat 0,7%. Berdasarkan tes terhadap cavitas mulut, semen glass ionomer memiliki resistensi tinggi terhadap degradasi dibandingkan dengan semen lainnya.
  2. Semen glass ionomer berikatan kimia dengan enamel dan dentin, sehingga dapat digunakan khusus sebagai bahan restorasi cavitas kelas lll dan kelas V dan juga untuk restorasi erosi pada daerah gingival. Ikatan tersebut bersifat adhesive dan memerlukan ikatan mekanik dengan cavitas yang telah dipreparasi agar tidak terjadi karies.
  3. Semen glass ionomer bersifat antikariogenik, yaitu dapat mencegah terjadinya karies seperti halnya semen silikat. Hal ini dikarenakan terjadi pembebasan flouride oleh semen. Demikian halnya dengan enamel yang berkontak dengan restorasi semen tersebut, akan memperoleh flouride sehingga dapat meningkatkan daya tahan terhadap asam. Berdasarkan survey terhadap 1700 pengguna restoras semen glass ionomer selama 2-7 tahun, dilaporkan hanya terjadi satu kejadian karies sekunder pada restorasi tersebut. dalam pelajaran tentang restorasi kelas V, jarang dilaporkan terjadinya karies pada restorasi yang menggunakan semen glass ionomer.
  4. Berdasarkan struktur histologisnya, semen glass ionomer bersifat biocompatible. Semn ini memiliki ketahanan lebih tinggi terhadap reaksi pulpa daripada zinc oxida-eugenol, tetapi lebih rendah daripada semen zinc phospate. Sebagai pencegahannya, pada preparasi cavitas terlebih dahulu harus ditempatkan sedikit calcium hydroxide sebelum dilakukan restorasi dengan semen gass ionomer.

Komposisi dan reaksi pengerasan
            Komponen bubuk terdiri dari partikel kaca ion-leachable fluoroaluminosilicate dan inisiator untuk light curing atau chemical curing.   Komponen cairan biasany terdiri dari air dan asam polyacrylic atau asam polyacrilyc yang dimodifikasi dengan monomer methacrylate hydroxyethyl methacrylate. Komponen yang dua terakhir bertanggung jawab untuk polimerisasi. Reaksi pengerasan awal dari bahan ini terjadi melalui polimerisasi dari gugus methacrylate. Reaksi asam basa yang lambat pada akhirnya akan bertanggung jawab pada proses pematangan yang unik dan kekuatan akhir. Kandungan air secara keseluruhan lebih sedikit untuk tipe ini untuk menampung bahan2 yang berpolimerisasi.
Karakteristik semen ionomer hibrid. 
            Perbedaan yang paling nyata adalah berkurangnya translusensi dari bahan ini karena adanya perbedaan yang besar pada indeks pembiasan antara bubuk dengan matrix resin yang mengeras. Tes in vitro dari semen ionomer hibrid melepaskan florida dalam jumlah yang sebanding dengan yang di lepaskan semen ionomer kaca konvensional. Kekuatan tarik dari ionomer kaca hibrid lebih tinggi dari ionomer kaca konvensional. Peningkatan ini di akibatkan oleh modulus elastisitasnya yang lebih rendah dan deformasi plastis yang lebih banyak yang dapat di tahan sebelum terjadinya fraktur. Sifat2 yang lain sulit untuk dibandingkan karena formulasi bahan dan cara pengetesan.
Mekanisme pengikatan terhadap struktur gigi dari semen ini sama dengan ionomer kaca konvensional. Aktifitas ionik yang lebih sedikit diharapkan karena adanya pengurangan dari asam karboksilat dari cairan ionomer kaca dengan modifikasi resin; namun bagaimanapun, kekuatan ikat mereka pada struktur gigi bisa lebih tinggi dari semen ionomer kaca konvensional.dibandingkan dengan ionomer kaca konvensional, ionomer kaca dengan modifikasi resin memperlihatkan kekuatan ikat yang lebih tinggi kepada komposit berbasis resin. Ini sepertinya di kontrol oleh gugus fungsi non polimerisasi residu didalam semen ionomer kaca konvensional.
Akibat polimerisasi, bahan ini seharusnya memilki derajat penyusutan yang lebih besar ketika mengeras. Lebih sedikitnya kandungan air dan asam karboksilat juga mengurangi kemampuan semen untuk membasahi substrat gigi, yang dimana akan meningkatkan kebocoran micro dibandingkan semen ionomer kaca konvensional.
Biokompatibilitas dari ionomer kaca hibrid dapat dibandingkan dengan ionomer kaca konvensional. Tindakan pencegahan yang sama harus dilakukan, seperti penggunaan kalsium hoidroksida untuk preparasi yang dalam. Peningkatan suhu sementarayang berhubungan dengan proses polimerisasi juga menjadi pertimbangan.
Semen ionomer kaca sebagai penutup fissura
            ionomer kaca tradisional bersifat kental, yang sulit menembus kedalam fissura. Penggunaan semen ionomer kaca pada terapi penutupan fissura ini seharusnya meningkat sejalan dengan perkembangan formula baru yang tidak terlalu kental. Sebuah penelitian klinis menunjukkan tingkat retensi dari penutup ionomer kaca memburuk setelah satu tahun, tapi tidak ada tanda2 karies yang terlihat. Pemeriksaan yang teliti dari permukaan oklusal dapat menunjukkan sisa2 semen ionomer kaca masih tinggal di dalam fissura 
Semen ionomer kaca sebagai liners atau basess
            karakteristik dari penanganan ionomer kaca hibrid telah diatur sehingga mereka bisa digunakan sebagai liners atau bases. Kekuatan tekan dan tarik dari liners lebih rendah dari pada seme restorasi yang lain. Kegunaan yang paling utama dari liners ionomer kaca adalah untuk bertindak sebagai bahan pengikat lanjut antara gigi dan restorasi komposit. Karena adanya adhesi pada dentin, maka kemungkinan dari formasi celah pada tepi ginggival yang terletak pada dentin, sementum atau keduanya disebabkan oleh penyusutan polimerisasi dari resin.
Keuntungan dari ionomer kaca di atas resin bonding agent yang menjamin ikatan adhesive, mengurangi sensitivitas tekhnik dan membentuk mekanisme anti kariogenik melalui pelepasan florida. Ketika digunakan pada keadaan ini, prosedur yang lebih di anjurkan adalah tekhik sandwich. Tekhnik ini memberikan keuntungan berupa kualitas yang diinginkan dari ionomer kaca yang memberikan estetika dari restorasi komposit. Tekhnik sandwich di rekomendasikan untuk restorasi komposit kelas 2 dan 5 ketika pasien individual memiliki resiko karies yang tinggi. Hal tersebut berlaku untuk formulasi semen ionomer kaca konvensional dan semen ionomer kaca hibrid like-curable.
Kompomer
            Pencarian terhadap bahan yang memiliki kemampuan pelepasan florida seperti ionomer kaca konvensional dan sifat tahan lama dari komposit telah menciptakan komposit dengan modifikasi polyacid atau kompomer. Bahan ini memiliki struktur dan sifat fisik yang hampisr sama dengan komposit. Bahan ini juga memiliki kemampuan pelepasan florida dan melalui reaksi asam basa pada saliva.
Komposisi dan kimiawi
            Kompomer biasanya disediakan dalam bentuk satu pasta, bahan bahan light-curable untuk penerapan restorasi. Terdiri dari partikel kaca silicate, sodium florida dan monomer yang di modifikasi polyacid tanpa air.bahan ini sangat sensitif terhadap cairan, sehingga biasanya disimpan didalam kantong anti air. Pengerasan di awali oleh fotopolimerisasi dari monomer asam yang menghasil bahan yang kaku. Selama restorasi digunakan bahan yang telah di pasang menyerap air di dalam saliva dan menambah reaksi asam basa antara gugus fungsi asam dengan matrix dan partikel kaca silicate. Reaksi asam basa yang di induce memungkinkan pelepasan florida karena tidak adanya air dalam formulasi, pengadukan semen tidak self-adhesive seperti semen ionomer kaca konvensional dan hibrid. Sehingga dentin-bonding agent yang terpisah di perlukan untuk kompomer yang digunakan sebagai bahan restorasi. Akhir2 ini, beberapa bahan dengan 2 komponen, yang terdiri dari bubuk dan cairan atu yang terdiri dari 2 pasta telah dipasarkan sebagai kompomer untuk penerapan luting(luting application). Bubuknya memiliki komposisi srontium aluminum fluorosilicate, metalik oksida, inisitor dengan aktivasi kimia atau cahaya. Cairanya terdiri dari monomer asam karboksilat atau methacrylate yang bisa berpolimerisasi, monomer multifungsional acrylate, dan air. Sedangkan yang berbentuk pasta memilki bahan yang sama disesuaikan dengan bubuk dan cairan. Karena adanya air di dalam cairan , maka bahan ini bersifat self-adhesive dan reaksi asam basa dimulai pada saat pengadukan.
Karakteristik kompomer
            Kompomer satu pasta yang digunakan sebagai bahan restorasi melepaskan florida lebih sedikit dibandingkan semen ionomer kaca konvensional dan hibrid. Kekuatan ikat dari kompomer terhadap struktur gigi memiliki rentang yang sama dengan semen ionomer kaca karena penggunaan dentin-bonding agent. Meskipun kompomer satu pasta terutama di terapkan untuk restorasi pada area dengan tegangan rendah, data klinis saat ini dibatasi mengingat penggunaan kompomer untuk restorasi kavitas kelas 3 dan 5 sebagai alternative ionomer kaca atau komposit resin. Sistem luting dua komponen di indikasi kan terutama untuk menyemen protesa yang dibuat bersama subtrat logam.
Manipulasi kompomer
            Untuk sistem satu pasta struktur gigi harus di etsa sebelum penggunaan dentin bonding agent dan semen. Finishing dari restorasi memerlukan proses yang sama sepeti pada pengunaan pada komposit resin.
Untuk sistem luting dua komponen, pengadukan semen di letakkan hanya pada protesa dan didudukan dengan tekanan jari. Setelah 90 detik dilewati dari akhir pengadukan, bahan harus mencapai tingkat gel, dimana kelebihan semen dibuang. Chemical –cured harus melengkapi reaksi pengerasan kira2 selama 3 menit didalam lingkungan mulut. Mungkin akan membutuh waktu 10 menit atau lebih untuk udara yang lembab
Keringkan gigi yang akan di semen tapi jangan di desikasi(proses pengeringan). Rasio bubuk/cairan adalah 2 sendok / 2 tetes. Kocok bubuk sebelum di keluarkan . aduk bubuk dengan cairan dengan cepat selama 30 detik. Letakkan semen yang telah di aduk hanya pada mahkota dan kemudian posisikan mahkota tersebut. Tingkat gel di capai setelah 1 menit. Lakukan light-cured pada pinggiran yang terbuka untuk menstabillisasi restorasi. Pengerasan terjadi selama 3 menit setelah pengadukan di mulai. Sekali mengeras, semen kompomer menjadi sangat keras.
Sifat-sifat
            Semen kompomer memiliki nilai yang tinggi pada retensi, kekuatan ikat, kekuatan tekan, kekuatan flexural dan ketahan terhadap fraktur.semen memiliki kelarutan yang rendah dan menyokong pelepasan florida.
Contoh kompomer:
Bahan restor-pf vlc adalah semen ionomer kaca yang estetik untuk restorasi. Cocok digunakan untuk cavitas kelas I,II, dan V. Restor-pf vlc memiliki sifat-sifat yang diinginkan sebagai berikut:
  • Estetik yang baik-seperti komposit
  • Pengerasan permukaan yang cepat
  • Dapat dipoles untuk mendapatkan kilap yang baik
  • Sifat mekanis yang baik

Semen Glass Ionomer Dengan Modifikasi Alloy

Semen glass ionomer kurang kuat, dikarenakan tidak dapat menahan gaya mastikasi yang besar. Semen ini juga tidak tahan terhadap keausan penggunaan dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya, seperti komposit dan keramik. Ada 2 metode modifikasi yang telah dilakukan, metode I adalah  mencampur bubuk logam campur amalgam yang berpartikel sferis dengan bubuk glass ionomer tipe II. Semen ini disebut gabungan logam campur perak. Metode II adalah mencampur bubuk kaca dengan partikel perak dengan menggunakan pemenasan yang tinggi. Semen ini disebut sebagai cermet. Mikrograf skening electron dari bubuk cermet menunjukan partikel-partikel bubuk perak melekat ke permukaan dari partikel-partikel bubuk semen.

Pelepasan flourida
Jumlah dari fluoride yang dilepaskan dari kedua sistem modifikasi logam ini cukup besar. Namun, fluoride yang dilepaskan dari semen cermet lebih sedikit daripada yang dilepaskan dari semen ionomer kaca tipe II. Hal ini dikarenakan  sebagian partikel kaca, yang mengandung fluoride telah dilapisi logam. Pada awalnya semen gabungan melepas lebih banyak fluoride daripada semen tipe II. Tetapi besarnya pelepasan ini menurun dengan berjalannya waktu. Karena partikel-partikel logam pengisi tidak terikat pada matriks semen, sehingga permukaan antar semen menjadi berjalan untuk pertukaran cairan. Ini sangat meningkatkan daerah permukaan yang tersedia untuk pelepasan fluoride.

Pelepasan Fluoride dari Berbagai Formula Ionomer Kaca
                                                                                               µg-F
                                                                                 14 hari                    30 hari
   Ionomer kaca tipe II                                             440                             650
   Cermet                                                                  200                            300
   Gabungan logam campur perak                           3350                           4040
   Ionomer kaca tipe I                                              470                               700
   Pelapis ionomer kaca
   Konvensional                                                       1000                            1300
  Pengerasan light-cured                                         1200                             1600



Pertimbangan klinis
Dengan meningkatnya daya tahan terhadap keausan dan potensi anti-kariesnya, semen-semen dengan modifikasi logam ini telah dianjurkan untuk penggunaan yang terbatas sebagai alternative dari amalgam atau komposit untuk restorasi gigi posterior. Meskipun demikian, bahan-bahan ini masih diklasifikasikan sebagai bahan yang rapuh. Karena alas an inilah penggunaan bahan tersebut umumnya terbatas pada restorasi konservatif dan umumnya kelas I.
Semen-semen ini mengeras dengan cepat sehingga dapat menerima tindakan penyelesaian dalam waktu yang relative singkat. Dibarengi dengan potensi adhesi dan daya tahannya terhadap karies, sifat-sifat menjadikan semen tersebut digunakan untuk membangun badan inti untuk gigi yang akan diperbaiki dengan mahkota cor penuh. Namun, karena rendahnya kekuatan terhadap fraktur dan sifatnya yang rapuh, sebaiknya dilakukan pendekatan yang konservatif. Bahan ini sebaiknya tidak digunakan jika bagian yang akan menggunakan semen adalah lebih besar 40% dari keseluruhan. Untuk kasus seperti ini sebaiknya digunakan pasak atau retensi bentuk lainnya.


Aplikasi Glass Ionomer Cement
MATERIAL YANG DIGUNAKAN UNTUK MERESTORASI CAVITAS YANG BERAT:
Glass Ionomer dengan pelepasan Fluoride
·         Material yang terpilih yang tidak menyebabkan iritasi pulpa
·         mengandung 20% fluoride
·         Lebih mudah ditempatkan, estetik dan kompatibel
·         antikariogenik, antibacterial, and adhesive terhadap struktur akar
Resin Composite:
·         Tidak digunakan sebanyak glass ionomer dengan fluoride
·         Tidak disarankan pada pasien dengan oral hygiene yang buruk
·         Tidak seefektif glass ionomer dalam melepaskan fluoride yang dikandungnya
Amalgam dengan pelepasan Fluoride :
·         bukan material yang dipilih dalam restorasi karies akar
·         Tidak aman untuk pasien
·         Sulit untuk digunakan karena lokasi gigi yang membusuk
·         Dengan tujuan agar sebuah material dianggap cocok untuk penggunaan dalam merestorasi karies permukaan akar, ia harus menyediakan seal yang baik antara restorasi dan gigi, estetik, kompatibel, mudah ditempatkan, dan menyediakan pelepasan fluoride yang terus menerus.
Keterangan:
Teknik sandwich : suatu teknik di mana semen glass ionomer digunakan sebagiai basis untuk menutupi tepi kavitas dentin yang terbuka dengan resin komposit sebagai tempatanny. Fungsinya untuk estetis, pengunyahan, mencegah celah mikro dan kekuatan gigi.


DAFTAR PUSTAKA


Anusavice, Kenneth J. 1996. Phillips’ Science of Dental Materials. Pennsylvania: W.B. Saunders Company

Craig, Robert G., John M. Powers. 2002. Restorative Dental Materials : 11th edition. Missouri: Mosby Inc.

Phillips, Ralph W., et all. 1969. Materials for The Practicing Dentist. USA : Mosby Company