Jumat, 23 Desember 2011

Jenis Obat Sterilisasi Saluran Akar
A.     A. Antibiotik
Merupakan golongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalamorganisme, khususnya dalam proses infeksi oleh mikroorganisme patogen. Jenisjenisnya, antara lain:
1.      Penisilin
Penisin ini merupakan antibiotik yang efektif untuk memusnahkan bakteri anaerob (Porphyromonas, Prevotella, Peptostreptococcus, Fusobacterium, dan Actinomyces) dan bakteri gram positif fakultatif (Streptococcus dan Enterococcus) pada infeksi endodonsi. Antibiotik ini mempunyai toksisitas rendah dan harganya murah. Namun, 10% populasi mungkin alergi terhadap penisilin Antibiotik ini digunakan dengan dosis muatan awal sebanyak 1000 mg per oral Penisilin VK, dilanjutkan dengan 500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. Dosis muatan antibiotik untuk mendapatkan kadar yang adekuat dan mencegah
terjadinya resistensi bakteri. Pemberian antibiotik harus diteruskan selama 2-3 hari setelah redanya tanda dan gejala infeksi. (Ganiswan, 1995)
2.      Eritromisin
Eritromisin merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik terhadap bakteri fakultatif, namun kurang efektif terhadap bakteri anaerob pada infeksi odotogen. Biasanya digunakan untuk pasien alergi penisilin yng mendapat infeksi ringan sampai sedang. Sayangnya antibiotik ini tidak efektif terhadap infeksi berat dan efek sampingnya adalah gangguan gastrointestinal. Pemberiannya dengan dosis muatan oral sebanyak 1000 mg, dilanjutkan dengan 500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)
3.       Klaritomisin
Klaritomisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri anaerob. Antibiotik ini memiliki efek samping yang rendah terhadap gastrointestinal. Pemberiannya dilakukan sebelum maupun sesudah makan dengan dosis 500 mg setiap 12 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)
4.      Sefalosporin Oral (Generasi kedua Sefalosporin)
Sefalosporin oral merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri aerob. Namun, perlu hati-hati dalam pemberian sefalosporin oral pada pasien alergi penisilin. (Ganiswan, 1995)
5.       Klindamisin
Klindamisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri gram positif, gram negatif, anaerob fakultatif, dan sejati. Antibiotik ini dapat didistribusikan dengan baik ke seluruh tubuh dan konsentrasi di tulang hampir sama di dalam plasma. Terapi klindamisin berefek (jarang) dengan timbulnya kolitis pseudomembranosa. Antibiotik lain yang berefek sama yaitu, ampisilinamoksisilin dan sefalosporin. Pemberian untuk dewasa yang diberikan adalah
150-300 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)
6.       Metronidazol
Metronidazol merupakan antibiotik yang bersifat bakterisida terhadap bakteri anaerob. Pemberiannya dapat dikombinasi dengan enisilin untuk infeksi endodonsi yang berat dengan dosis250-500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)

B. Antiseptik
1.  Minyak Atsiri
Minyak Atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris, minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatic, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Merupakan desinfektan yang lemah. Misalnya eugenol. (Walton dan Torabinejad, 1998)


 Eugenol
Bahan ini adalah esens kimiawi minyak cengkeh dan mempunyai hubungan dengan fenol. Agak lebuh mengiritasi daripada minyak cengkeh dan keduanya adalah suatu antiseptic dan anodin. (Walton dan Torabinejad, 1998) Bahan ini bersifatnya sedatif dan pemakaian setelah pulpektomi, sebagai bagian dari sealer saluran akar, sebagai campuran dari tambalan  sementara.
2.  Berbasis fenol.
 Fenol
Fenol merupakan Bahan kristalin putih yang mempunyai bau khas bau bara. Fenol yang di cairkan (asam karbolik) terdiri dari 9 bagian fenol dan 1 bagian air. Fenol adalah racun protoplasma dan menyebabkan nekrosis jaringan lunak. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Para-Klorofenol
Para-Klorofenol masuk lebih ke dalam tubuli dentin sehingga memusnahkan mikroorganisme di saluran akar. Berfungsi untuk presipitasi atau koagulasi bakteri. Compound ini adalah pengganti produk fenol dengan klorinmenggantikan salah satu atom hydrogen. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Para-klorofenol berkamfer
Bahan ini terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian berkamfer. Bahan ini memperoleh popularitas tingkat tinggi sebagai medikamen saluran akar selam satu abad. Kamfer berguna sebagai suatu sarana dan suatupengencer serta mengurangi efek mengiritasi yang dimiliki para-klorofenol murni selain itu juga memperpanjang efek antimicrobial. (Walton dan Torabinejad, 1998). Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasinya kecil dan mempunyai spektrum anti bakteri yang luas dan semua perawatan saluranakar gigi dan gigi yang mempunyai kelainan apikal.
ChkM (Chlorphenol kamfer menthol)
Terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian kamfer. Daya desinfektan sifat mengiritasi lebih kecil dari pada formokresol. Mempunyaispectrum anti bakteri luas dan efektif terhadap jamur. Bahan utamanya Paraklorofenol.
 Mampu memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. Kamfer sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari paraklorofenol murni. Selain itu memperpanjang efek antimicrobial. Menthol mengurangi sifat iritasi clorophenol dan mengurangi rasa sakit. Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasi keil dan mempunyai spectrum anti bakteri yang luas dan digunakan dalam semua perawatan saluran akar gigi yang mempunyai kelainan apikal. (Walton dan Torabinejad, 1998)
 Cresophene
Terdiri dari chlorofenol, hexachlorophene, thymol, dan dexamatasone yaitu sbagai antiphlogisticum. Pemakaian terutama pada gigi dengan permulaan periodontitis, apikalis akuta yang dapat terjadi misalnya pada peristiwa over instrumentasi. Dipakai pada gigi dengan periodontitis apikalis tahap awalakibat instrumentasi berlebih. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Cresatin
Juga dikenal dengan metakresil asetat, bahan ini adalah suatu cairan jernih, berminyak dan tidak mudah menguap. Mempunyai sifat antiseptic dan meringankan rasa sakit. Efek antimicrobial cresatin lebih kecil dari pada formokresol atau para-klorofenol berkamfer, obat ini juga tidak begitu mengiritasi jaringan. Bahan ini digunakan untuk semua perawatan saluran akar gigi dan kelainan gigi apikal. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3.  Aldehid
Formokresol
Bahan ini adalah kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan 1:2 atau 1:1. Formalin merupakan desinfektan kuat yang bergabung dengan albumin membentuk suatu substansi yang tidak dapat di larutkan formokresol adalah suatu medikamen bakterisidal yang tidak spesifik dan sangat efektif terhadap organisme aerobik dan anaerobik yang di temukan dalam saluran akar. Bahan ini efektif untuk bakteri aerob dan anaerob namun dapatmenimbulkan  efek nekrosis. Penggunaannya pada gigi non vital, mematikan saraf gigi dan sebagai bahan fiksasi. Dan diindikasikan pada perawatan pulpektomi. (Walton dan Torabinejad, 1998)
 Glutaraldehid
Minyak tanpa warna ini agak larut dalam air dan disamping itu mempunyai reaksi yang agak asam. Obat ini merupakan desinfeksi yang sangat kuat dan fiksatif. Konsentrasi rendah dan tidak ada reaksi inflamasi. (Walton dan Torabinejad, 1998)
4.  Kalsium hidroksida
Kompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar. Pengaruh antiseptiknya mungkin berhubungan dengan pH-nya yang tinggi dan pengaruh melumerkan jaringan pulpa yang nekrotik.Pasta kalsium hidroksida paling baik digunakan sebagai suatu medikamen intrasaluran bila ada penundaan yang terlalu lama antar kunjungan karena bahan ini tetap manjur selama berada dalam saluran akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)
5. Nitrogen
Merupakan suatu antiseptik yang mengandung para formaldehida sebagai suatu bahan utamanya, dapat digunakan sebagai medikamen intrasaluran maupun sebagai siler atau bahan pengisi. Nitrogen mengandung eugenol dan fenilmerkurik borat, dan kadang kadang juga terdapat bahan bahan tambahan sepertibtimah hitam, kortikosteroid, antibiotika dan minyak wangi. Efek antimikrobialnya hanya sebentar, dan menghilang kira-kira seminggu atau sepuluh hari. (Walton dan Torabinejad, 1998)
6.  Halogen
Digunakan sebagai medikamen intraselular yang mempunyai pengaruh desinfektan berbanding terbalik dengan berat atomnya, yang termasuk golongan ini adalah:
 Sodium Hipoklorit.
Kompoun ini kadang-kadang digunakan sebagai medikamen intrasaluran. Mempunyai pengaruh desinfektan terbesar di antara kelompok sodium hipoklorit. Sodium hipoklorit sebagai medikamen saluran akar yang efektif namun bersifat iritasi. Aktivitas sodium hipoklorit ini hebat tetapi hanya sementara, compound ini lebih baik di aplikasikan pada saluran akar tiap dua hari sekali. Bahan ini memiliki chlorine yang bersifat iritatif, tidak stabil dan bersifat toksik bila dalam jumlah besar. Bahan ini bisa juga digunakan sebagai bahan
irigasi saluran akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)
Yodida
Bahan ini mungkin memusnahkan mikroorganisme dengan membentuk garam yang merugikan kehidupan mikroorganisme. Kompond yodida terdiri dari :2 bagian antiseptic yodin, 4 bagian antiseptik yodida, dan 94 bagian air distilasi. (Walton dan Torabinejad, 1998)
7.  Komponen Amonium Kuartener
Quats adalah compound yang menurunkan tegangan permukaan larutan. Bahan bahan ini di buat tidak aktif oleh compound antiseptic. Karena compound antiseptic kuartener bermuatan positif dan mikroorganisme antiseptic, akan terbentuk suatu efek permukaan aktif dengan compound melekat pada mikroorganisme dan membalik muatannya. (Walton dan Torabinejad, 1998)



C.    C. Desinfektan
Zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Macam-macam desinfektan yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi :
1.       Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa. (Hermanto, 2005)
2.       Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy
duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam. (Hermanto, 2005)
3.      Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram( ).Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus. (Hermanto, 2005)
4.       Senyawa halogen
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine). (Hermanto, 2005)
5.      Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium. (Hermanto, 2005)
6.       Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol). (Hermanto, 2005)


DAFTAR PUSTAKA


Ganiswan, Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Fakultas Kedokteran  Universitas Indonesia.

Mandacutie, 2008. Tentang Antibiotik. Jakarta: Mind & Heart.htm.
Tarigan, Rasinta, drg. 1994. Perawatan Pulpa Gigi. Jakarta: Widya Medika.

Torabinejad, Walton. 1998. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi, Alih Bahasa:
Narlan Sumawinata. Jakarta : Hipokkrates

Hermanto, Eddy. 2005. Manfaat terapi oksigen hiperbarik dalam mempercepat proses penyembuhan luka. Surabaya. Diakses tanggal 23 desember 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar